BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Pengertian
DNS, MAIL SERVER, DAN WEBMAIL SERVER
1.1.1
Pengertian DNS
SERVER
Domain Name System
(DNS) adalah distribute database system yang digunakan untuk pencarian nama
komputer (name resolution) di jaringan yang mengunakan TCP/IP (Transmission
Control Protocol/Internet Protocol). DNS biasa digunakan pada aplikasi yang
terhubung ke Internet seperti web browser atau e-mail, dimana DNS membantu
memetakan host name sebuah komputer ke IP address. DNS dapat disamakan
fungsinya dengan buku telepon. Dimana setiap komputer di jaringan Internet
memiliki host name (nama komputer) dan Internet Protocol (IP) address. Secara
umum, setiap client yang akan mengkoneksikan komputer yang satu ke komputer
yang lain, akan menggunakan host name. Lalu komputer anda akan menghubungi DNS
server untuk mencek host name yang anda minta tersebut berapa IP address-nya.
IP address ini yang digunakan untuk mengkoneksikan komputer anda dengan
komputer lainnya.
1.1.2
Pengertian MAIL SERVER
Mail Server Adalah Perangkat lunak program
yang mendistribusikan file atau informasi sebagai respons atas permintaan yang
dikirim via email, juga digunakan pada bitnet untuk menyediakan layanan serupa http://FTP.
1.1.3 Pengertian WEBMAIL SERVER
Web
Mail adalah Aplikasi Email berbasis web. Web adalah sebuah alamat situs
internet. Jadi dengan kata lain sebuah email yang berada di dalam web, sehingga
untuk membuka email tersebut, maka harus terlebih dahulu mengaktifkan alamat
web yang digunakan membuat email tersebut.
1.1.4 SMTP (Simple Mail Transfer Protokol)
Simple Mail
Transfer Protokol adalah protokol
standar untuk pengiriman electrinic mail (email) di internet. SMTP
merupakan protokol yang cukup sederhana, berbasis eks dimana protokol ini
menyebutkan satu atau lebih penerima email untuk kemudian diverifikasi. Jika
penerima email valid, maka email akan segera dikirim. SMTP menggunakan port 25 dan
dapat dihubungi melalui program telnet. Agar dapat menggunakan SMTP server lewat
domain, maka record DNS (Domain Name Server) pada bagian MX (Mail
Exchange) Digunakan.
Karena protokol SMTP berawal dari
protokol yang benar-benar berbasis teks ASCII, maka SMTP tidak bekerja terlalu
baik dalam mengirimkan file-file binary. Standar untuk meng-encode file-file
biner agar dapat dikirimkan lewat SMTP dikembangkan dan menelurkan
standar-standar seperti MIME (Multipurposes Internet Mail Extensions).
Saat ini, hampir semua SMTP server mendukung 8BITMIME, yang dapat
mengirimkan file-file biner semudah mengirimkan file teks. SMTP hanya protokol
yang melakukan ”push”, artinya dia hanya bias mengambil email dari client
tetapi tidak bisa melakukan ”pull”, yaitu melayani pengambilan email
dari server oleh client. Pengambilan pesan atau email tersebut
dilakukan dengan menggunakan protokol tersendiri yaitu protokol POP3 (Post
Office Protokol).
1.1.5 PostFix
Postfix adalah salah satu MTA (Mail Transfer Protokol) yang ditulis
oleh Wietse Venema (http://www.porcupino.org/wietse/), dan termasuk salah satu proyek freeware. Dia juga membuat program dan tools-tools yang lain, misalnya SATAN dan TCP Wrapper. Proyek ini mulai dikerjakan
Wietse saat berkunjung ke IBM T.J. Watson Reaserch. Wietse diberi kesempatan
oleh IBM untuk menuliskan software ini.
Originalnya software tersebut
diberi nama Vmailer, namun
karena alas an kemiripan dengan merek dagang yang telah ada, diganti menjadi
Postfix atas saran IBM.
Postfix berusaha memberikan
alternatif untuk program sendmail yang
telah meluas di masyarakat. Postfix dirancang lebih cepat, lebih mudah dirawat,
dan lebih aman. Isu keamanan yang sempat mengguncang sendmail pada rilis-rilis terdahulu memberikan inspirasi bagi
Wietse (dan programer-programer mailer lainnya) untuk menulis software mail yang menekankan
sekuritas.
Ada beberapa perbandingan Postfix
dengan MTA lainnya, yaitu :
a. Penyebaran
yang Luas
Postfix harus bisa diadopsi oleh
masyarakat luas dalam rangka melayani impact
significant atas performace dan
security mail internet. Oleh
karena itu, software Postfix
disediakan secara cuma-cuma.
b. Performance
Postfix diakui tiga kali lebih
cepat dibanding kompetitor utamanya, yaitu Qmail.Sebuah PC desktop yang
menjalankan Postfix dapat menerima dan menghantarkan jutaan pesan berbeda tiap
harinya. Postfix memanfaatkan trik-trik web server mereduksi overhead
pembuatan proses dan meggunakan trik-trik lainnya untuk mereduksi overhead sistem, tanpa harus
menggunakan realibilitasnya.
c. Kompatibilitas
Postfix sangat kompatible dengan sendmail yang dikenal dengan ”sendmailcompatible” guna memudahkan
orang-orang melakukan migrasi. Postfix diantaranya mensupport file-file mulai dari penggunaan /var/spool/mail untuk
antrian mail, /etc/aliases untuk file alias NIS, sampai ke ~/.forward. meski
demikian Postfix juga berusaha untuk mudah dirawat dan diadministrasi. Oleh
karenanya Postfix tidak menggunakan sendmail.cf.
Ini yang menjadi kelebihan untuk administrator yang ingin mengganti sendmailnya, karena semua yang ada
pada sendmail bisa dipakai di
Postfix. Berbeda dengan Qmail, yang membuat sedikit perubahan sendasar sehingga
kompabilitasnya kurang baik dengan sendmail.
Qmail secara default tidak membaca /etc/aliases dan ~/.forward, namun bias
diatur ’memaksa’ Qmail untuk membacanya.
d. Security
Postfix menggunakan pertahanan multilayer (bertingkat) untuk
melindungi sistem lokal dari gangguan intruder.
Kebanyakan daemon Postfix dapat
berjalan dalam area yang disebut scroot
jail, dengan memberikan priveledge
yang rendah. Tidak ada path langsung
dari jaringan ke program penghantaran lokal yang memiliki security sensitif. Seorang intruder harus mendobrak beberapa
program lain terlebih dahulu. Postfix sendiri tidak ”mempercayai” content file-file antrian itu, atau
konten pesan-pesan IPCnya. Postfix terlebih dulu akan memfilter informasi yang
akan dikirim penerima (sender) sebelum
mengekspornya via variabel-variabel environment.
Dan pada akhirnya, tidak ada satu pun program Postfix yang set-uid. Jadi cukup
aman untuk dioperasikan.
e. Fleksibilitas
Dapat melakukan multiple transport sekaligus, yaitu
dalam menghantarkan mail, mode yang umum dipakai adalah SMTP (Simple Mail Transfer Protokol) sedangkan yang lain
misalkan UUCP (Unix To Unix Copy),
X.400 dan DECnet. Postfix dapat melakukan semuanya dalam sebuah konfigurasi
tanpa memerlukan virtual domain atau
alias. Postfix juga memberikan kemudahan dalam menutup sebuah fungsionalitas
tertentu, seperti firewall dan
atau mengkontrol workstation klien
yang tidak membutuhkan penghantar lokal sama sekali.
f. Dokumentasi yang baik
Segala macam informasi mulai dari
instalasi, konfigurasi sampai ke cara kerja didokumentasikan dengan baik. Semua
dokumentasi dalam bentuk HTML sehingga mudah untuk loncat ke topik lainnya yang
saling berhubungan.
g. Ketahanan
Postfix dirancang untuk bertindak
rasional dibawah tekanan atau beban berat. Saat sistem lokal mengkonsumsi habis
memori, software Postfix
memilih menahan diri daripada memperburuk masalah. Postfix berjalan dibawah
kendali yang bisa dikontrol secara manual.
h. Mudah dalam
konfigurasi
Postfix mempunyai sebuah file
konfigurasi utama yang bernama /etc/postfix/main.cf, dan beberapa file lainnya
jika dibutuhkan. Secara default Postfix seperti Sendmail, hanya butuh satu file konfigurasi. Berbeda dengan
Qmail yang menyebarkan file konfigurasi utamanya dalam beberapa file yang
berbeda. Dengan konfigurasi Postfix ini dapat dilakukan hal-hal seperti virtual domain, yaitu mempunyai beberapa domain pada komputer yang sama,
Control Host untuk mem-black-list host-host tertentu dan
masih banyak lainnya.
Beberapa fitur unggulan yang dimiliki Postfix sebagai
sebuah system email yang handal :
a. Multitransport
Postfix dirancang cukup fleksibel
dimana ia dapat beroperasi dalam beragam environment,
seperti internet, DECnet, dan UUCP, tanpa membutuhkan domain virtual. Meski begitu rilis awal Postfix diakui memang
hanya dapat berkomunikasi dengan SMTP dan terbatas untuk UUCP.
b. Domain Virtual
Menambah domain virtual pada Postfix cukup mudah dimana kita hanya perlu
mengubah tabel lookup tunggal, sedang mailer lainnya pada umumnya memerlukan multilevel aliasing atau redireksi
untuk memperoleh hasil yang sama.
c. Retriksi Relay
Postfix memberi jalan bagi kita
untuk merestriksi host, nama
yang dapat me-relay mail
melalui sistem Postfix, dan mail mana yang diijinkan masuk. Untuk kebutuhan ini
Postfix mengimplementasikan operasi blacklist,
RBL lookups,HELO/sender DNS lookups.
d. Table Lookups
Postfix tidak mengimplementasikan
bahasa address rewriting,
melainkan memperkerjakan apa yang disebut tabel lookups. Tabel-tabel dapat berupa dbm lokal atau file-file db,
atau mekanisme lookup lainnya
juga cukup mudah.
1.2
TOPOLOGI STAR
Gambar
1.2 topologi start
Topologi Star Pada Jaringan Komputer. Topologi star atau dalam bahasa indonesia disebut dengan topologi bintang
adalah salah satu topologi jaringan komputer. Dalam jaringan komputer sendiri
terdapat beberapa topologi yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan
sendiri-sendiri. Topologi bintang merupakan bentuk topologi jaringan
yang berupa konvergensi dari node tengah ke setiap node atau pengguna. Topologi
jaringan bintang termasuk topologi jaringan dengan biaya menengah.
Kelebihan
1. Kerusakan pada satu saluran hanya akan mempengaruhi jaringan pada saluran
tersebut dan station yang terpaut.
2. Tingkat keamanan termasuk tinggi.
3. Tahan terhadap lalu lintas jaringan yang sibuk.
4. Penambahan dan pengurangan station dapat dilakukan dengan mudah
Kekurangan
1. Kekurangan dari topologi ini, jika node tengah mengalami
kerusakan, maka seluruh jaringan akan terhenti. Penanganan dari kekurangan
tersebut adalah dengan disiapkannya node tengah cadangan.
Ciri-ciri topologi star
1.
Topologi yang banyak
digunakan sampai saat ini
2.
Perangkat dihubungkan ke
sebuah terminal (hub/switch)
3.
Teknologi Ethernet IEEE
802.3
4.
Disebut 10Base T
5.
Konektor RJ 45
6.
Jika salah satu komputer
down tidak mempengaruhi yang lain & pelacakan kesalahan sangat cepat
7.
Akses ke komputer lain
lebih cepat & mudah untuk di upgrade
8.
Jaraknya hanya 100 meter
9.
Mudah upgrade
4.3
ALAT DAN BAHAN
1.3.1
ALAT YANG
PERLUKAN
- PC Server telah disediakan
- PC Client/ laptop
- LAN Tester
- Kabel UTP ,
- Konektor RG 45 dan
- Obeng
1.3.2
BAHAN YANG
DIPELUKAN
No
|
Nama Alat
|
Spesifikasi
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1
|
PC Server
|
Minimal Pentium III
a. Casing
b. PS
250 Watt
c. Processor
d. Min.
Ram 256 MB
e. Min.
HD 10 GB
f. Min.
CD Drive 32x
g. Min.
VGA 800 x 600
h. NIC
10/100 Mbps
i.
Monitor 14’’
|
2 Buah
|
|
2
|
PC Client
|
Minimal Pentium III
a. Casing
b. PS
250 Watt
c. Processor
d. Min.
Ram 128 MB
e. Min.
HD 5 GB
f. Min.
CD Drive 32x
g. Min.
VGA 800 x 600
h. NIC
10/100 Mbps
i.
Monitor 14’’
|
1 Buah
|
|
3
|
Hub/Switch Hub
|
Min. 4 port
|
|
|
4
|
Crimping Tool
|
Untuk RJ 45
|
|
|
5
|
Cable Tester
|
Untuk RJ 45
|
|
|
6
|
Obeng +
|
Ukuran screw PC
|
|
|
7
|
Obeng -
|
Ukuran screw PC
|
|
|
8
|
Stabilizer
|
Min. 500 Watt
|
|
|
No
|
Nama Bahan
|
Spesifikasi
|
|
|
1
|
Kabel UTP
|
20 meter
|
|
|
2
|
Konektor RJ 45
|
30 buah
|
|
|
Table 1.1 Bahan yang diperlukan
1.4
URUTAN TAHAPAN
PENGERJAAN
Tahapan pertama yang harus di
lakukan adalah sebagai berikut :
1.
Menyiapkan alat dan bahan.
2.
Melakukan perakitan PC SERVER dan PC CLIENT.
3.
Melakukan penginstalan DEDIAN SERVER pada PC SERVER DAN WINDOWS pada PC
CLIENT.
4.
Penambahan IP ADDRESS
5.
Konfigurasi DNS, MAIL SERVER, WEBMAIL SERVER.
6.
Pengujian DNS, MAIL SERVER, WEBMAIL SERVER pada PC CLIENT.
7.
BAB
II
Perakitan
PC
2.1 Alat
dan Bahan yang diperlukan
2.1.1
Alat yang
diperlukan
Alat-alat yang diperlukan untuk merakit PC adalah
sebagai berikut :
1.
Obeng + -
2.
Baud
2.1.2
Bahan yang diperlukan
Bahan yang diperlukan untuk merakit PC adalah sebagai berikut :
No
|
Nama Alat
|
Spesifikasi
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1
|
PC Server
|
Minimal Pentium III
j.
Casing
k. PS
250 Watt
l.
Processor
m. Min.
Ram 256 MB
n. Min.
HD 10 GB
o. Min.
CD Drive 32x
p. Min.
VGA 800 x 600
q. NIC
10/100 Mbps
r.
Monitor 14’’
|
2 Buah
|
|
2
|
PC Client
|
Minimal Pentium III
j.
Casing
k. PS
250 Watt
l.
Processor
m. Min.
Ram 128 MB
n. Min.
HD 5 GB
o. Min.
CD Drive 32x
p. Min.
VGA 800 x 600
q. NIC
10/100 Mbps
r.
Monitor 14’’
|
1 Buah
|
|
3
|
Hub/Switch Hub
|
Min. 4 port
|
|
|
4
|
Crimping Tool
|
Untuk RJ 45
|
|
|
5
|
Cable Tester
|
Untuk RJ 45
|
|
|
6
|
Obeng +
|
Ukuran screw PC
|
|
|
7
|
Obeng -
|
Ukuran screw PC
|
|
|
8
|
Stabilizer
|
Min. 500 Watt
|
|
|
No
|
Nama Bahan
|
Spesifikasi
|
|
|
1
|
Kabel UTP
|
20 meter
|
|
|
2
|
Konektor RJ 45
|
30 buah
|
|
|
Table 2.1 Bahan yang di
perlukan
2.2 Langkah-Langkah Pemasangan Komponen PC
Tahapan proses pada perakitan komputer
terdiri dari:
1. Penyiapan motherboard
Periksa buku manual motherboard untuk mengetahui posisi
jumper untuk pengaturan CPU speed, speed multiplier dan tegangan masukan ke
motherboard. Atur seting jumper sesuai petunjuk, kesalahan mengatur jumper
tegangan dapat merusak prosessor.
2. Memasang Prosessor
Prosessor lebih mudah dipasang sebelum motherboard
menempati casing. Cara memasang prosessor jenis socket dan slot berbeda.Jenis
socket
1. Tentukan
posisi pin 1 pada prosessor dan socket prosessor di motherboard, umumnya
terletak di pojok yang ditandai dengan titik, segitiga atau lekukan.
2. Tegakkan
posisi tuas pengunci socket untuk membuka.
3. Masukkan
prosessor ke socket dengan lebih dulu menyelaraskan posisi kaki-kaki prosessor
dengan lubang socket. rapatkan hingga tidak terdapat celah antara prosessor
dengan socket.
4. Turunkan
kembali tuas pengunci.
Gambar 2.1 Memasang Prosessor
3. Memasang Heatsink
Fungsi heatsink adalah membuang panas yang dihasilkan
oleh prosessor lewat konduksi panas dari prosessor ke heatsink.Untuk
mengoptimalkan pemindahan panas maka heatsink harus dipasang rapat pada bagian
atas prosessor dengan beberapa clip sebagai penahan sedangkan permukaan kontak
pada heatsink dilapisi gen penghantar panas.Bila heatsink dilengkapi dengan fan
maka konektor power pada fan dihubungkan ke konektor fan pada motherboard.
Gambar 2.2 Memasang
Heatsink
4. Memasang Modul Memori
Modul memori umumnya dipasang
berurutan dari nomor socket terkecil. Urutan pemasangan dapat dilihat dari
diagram motherboard.Setiap jenis modul memori yakni SIMM, DIMM dan RIMM dapat
dibedakan dengan posisi lekukan pada sisi dan bawah pada modul.Cara memasang
untuk tiap jenis modul memori sebagai berikut.
Jenis SIMM
1.
Sesuaikan
posisi lekukan pada modul dengan tonjolan pada slot.
2.
Masukkan
modul dengan membuat sudut miring 45 derajat terhadap slot
3.
Dorong
hingga modul tegak pada slot, tuas pengunci pada slot akan otomatis mengunci
modul.
Gambar 2.3 Memasang
Memori Jenis SIMM
Jenis DIMM dan RIMM
1.
Rebahkan
kait pengunci pada ujung slot
2. sesuaikan
posisi lekukan pada konektor modul dengan tonjolan pada slot. lalu masukkan
modul ke slot.
3. Kait
pengunci secara otomatis mengunci modul pada slot bila modul sudah tepat
terpasang.
Gambar 2.4 Memasang Memori Jenis DIMM dan
RIMM
5. Memasang Motherboard pada Casing
Motherboard dipasang ke casing dengan sekerup dan
dudukan (standoff). Cara pemasangannya sebagai berikut:
1. Tentukan
posisi lubang untuk setiap dudukan plastik dan logam. Lubang untuk dudukan
logam (metal spacer) ditandai dengan cincin pada tepi lubang.
2. Pasang
dudukan logam atau plastik pada tray casing sesuai dengan posisi setiap lubang
dudukan yang sesuai pada motherboard.
3. Tempatkan
motherboard pada tray casing sehinga kepala dudukan keluar dari lubang pada
motherboard. Pasang sekerup pengunci pada setiap dudukan logam.
4. Pasang
bingkai port I/O (I/O sheild) pada motherboard jika ada.
5. Pasang
tray casing yang sudah terpasang motherboard pada casing dan kunci dengan
sekerup.
6. Memasang Power Supply
Beberapa jenis casing sudah dilengkapi power supply. Bila power supply belum disertakan maka
cara pemasangannya sebagai berikut:
1. Masukkan
power supply pada rak di bagian belakang casing. Pasang ke empat buah sekerup
pengunci.
2. Hubungkan
konektor power dari power supply ke motherboard. Konektor power jenis ATX hanya
memiliki satu cara pemasangan sehingga tidak akan terbalik. Untuk jenis non ATX
dengan dua konektor yang terpisah maka kabel-kabel ground warna hitam harus
ditempatkan bersisian dan dipasang pada bagian tengah dari konektor power
motherboard. Hubungkan kabel daya untuk fan, jika memakai fan untuk pendingin
CPU.
Gambar 2.5 Memasang Power Supply
7. Memasang Kabel Motherboard dan Casing
Setelah motherboard terpasang di casing langkah
selanjutnya adalah memasang kabel I/O pada motherboard dan panel dengan casing.
1. Pasang
kabel data untuk floppy drive pada konektor pengontrol floppy di motherboard
2. Pasang
kabel IDE untuk pada konektor IDE primary dan secondary pada motherboard.
3. Untuk
motherboard non ATX. Pasang kabel port serial dan pararel pada konektor di
motherboard. Perhatikan posisi pin 1 untuk memasang.
4. Pada
bagian belakang casing terdapat lubang untuk memasang port tambahan jenis non
slot. Buka sekerup pengunci pelat tertutup lubang port lalumasukkan port
konektor yang ingin dipasang dan pasang sekerup kembali.
5. Bila
port mouse belum tersedia di belakang casing maka card konektor mouse harus
dipasang lalu dihubungkan dengan konektor mouse pada motherboard.
6. Hubungan
kabel konektor dari switch di panel depan casing, LED, speaker internal dan
port yang terpasang di depan casing bila ada ke motherboard. Periksa diagram
motherboard untuk mencari lokasi konektor yang tepat.
Gambar
2.6 Memasang Kabel Motherboard dan Casing
8. Memasang Drive
Prosedur memasang drive hardisk, floppy, CD ROM, CD-RW
atau DVD adalah sama sebagai berikut:
1. Copot
pelet penutup bay drive (ruang untuk drive pada casing)
2. Masukkan
drive dari depan bay dengan terlebih dahulu mengatur seting jumper (sebagai
master atau slave) pada drive.
3.
Sesuaikan
posisi lubang sekerup di drive dan casing lalu pasang sekerup penahan drive.
4.
Hubungkan
konektor kabel IDE ke drive dan konektor di motherboard (konektor primary
dipakai lebih dulu)
5.
Ulangi
langkah 1 samapai 4 untuk setiap pemasangan drive.
6.
Bila
kabel IDE terhubung ke du drive pastikan perbedaan seting jumper keduanya yakni
drive pertama diset sebagai master dan lainnya sebagai slave.
7.
Konektor
IDE secondary pada motherboard dapat dipakai untuk menghubungkan dua drive
tambahan.
Sambungkan kabel power dari catu daya ke masing-masing drive.
Gambar
2.7 Memasang Drive
9. Memasang Card Adapter
Card adapter yang umum dipasang adalah video card,
sound, network, modem dan SCSI adapter. Video card umumnya harus dipasang dan
diinstall sebelum card adapter lainnya. Cara memasang adapter:
1. Pegang card adapter pada tepi, hindari menyentuh komponen
atau rangkaian elektronik. Tekan card hingga
konektor tepat masuk pada slot ekspansi di motherboard
2. Pasang
sekerup penahan card ke casing
3.
Hubungkan
kembali kabel internal pada card, bila ada.
Gambar
2.8 Memasang Card Adapter
10. Penyelessaian Akhir
1. Pasang
penutup casing dengan menggeser
2. sambungkan
kabel dari satu daya ke soket dinding.
3. Pasang
konektor monitor ke port video card.
4. Pasang
konektor kabel telepon ke port modem bila ada.
5.
Hubungkan
konektor kabel keyboard dan konektor mouse ke port mouse atau port serial
(tergantung jenis mouse).
Hubungkan
piranti eksternal lainnya seperti speaker, joystick, dan microphone bila ada ke
port yang sesuai. Periksa manual dari card adapter
untuk memastikan lokasi port.
Komputer yang baru selesai dirakit dapat diuji dengan
menjalankan program setup BIOS. Cara melakukan pengujian dengan program BIOS
sebagai berikut:
- Hidupkan monitor lalu unit sistem.
Perhatikan tampilan monitor dan suara dari speaker.
- Program FOST dari BIOS secara
otomatis akan mendeteksi hardware yang terpasang dikomputer. Bila terdapat
kesalahan maka tampilan monitor kosong dan speaker mengeluarkan bunyi beep
secara teratur sebagai kode indikasi kesalahan. Periksa referensi kode
BIOS untuk mengetahui indikasi kesalahan yang dimaksud oleh kode beep.
- Jika tidak terjadi kesalahan maka
monitor menampilkan proses eksekusi dari program POST. ekan tombol
interupsi BIOS sesuai petunjuk di layar untuk masuk ke program setup BIOS.
- Periksa semua hasil deteksi
hardware oleh program setup BIOS. Beberapa seting mungkin harus dirubah
nilainya terutama kapasitas hardisk dan boot sequence.
- Simpan perubahan seting dan keluar
dari setup BIOS.
Setelah keluar dari setup BIOS, komputer akan meload
Sistem Operasi dengan urutan pencarian sesuai seting boot sequence pada BIOS.
Masukkan CD Bootable yang berisi sistem operasi pada drive pencarian.
BAB III
PENGKABELAN
3.1
Spesifikasi Kabel dan Konektor
Kabel dan konektor adalah kabel jaringan
yang digunakan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lain.
kabel yang biasa digunakan di jaringan adalah kabel UTP.
Kabel UTP merupakan salah satu media transmisi yang paling banyak
digunakan untuk membuat sebuah jaringan local (Local Area Network),
selain karena harganya relative murah, mudah dipasang dan cukup bisa
diandalkan. Sesuai namanya Unshielded Twisted Pair berarti kabel
pasangan berpilin/terbelit (twisted pair) tanpa pelindung (unshielded).
Fungsi lilitan ini adalah sebagai eleminasi terhadap induksi dan kebocoran.
Sebelumnya ada juga kabel STP (Shielded Twisted Pair), untuk
contoh gambarnya dapat dilihat dibawah:
g mbar 3.1 Kabel UTP
Terdapat beberapa jenis kategori kabel UTP ini yang menunjukkan kualitas, jumlah kerapatan lilitan pairnya, semakin tinggi katagorinya semakin rapat lilitannya dan parameter lainnya seperti berikut ini:
·
Kabel UTP Category 1
Digunakan untuk komunikasi telepon
(mentransmisikan data kecepatan rendah), sehingga tidak cocock untuk
mentransmisikan data.
·
Kabel UTP Category 2
Mampu mentransmisikan data dengan
kecepatan sampai dengan 4 Mbps (Megabits per second)
·
Kabel UTP Category 3
Digunakan pada 10BaseT
network, mampu mentransmisikan data dengan kecepatan sampai 1Mbps. 10BaseT
kependekan dari 10 Mbps, Baseband, Twisted pair.
·
Kabel UTP Category 4
Sering digunakan pada topologi token
ring, mampu mentransmisikan data dengan kecepatan sampai 16 Mbps
·
Kabel UTP Category 5
mampu mentransmisikan data dengan
kecepatan sampai 100 Mbps,
·
Kabel UTP Category 5e
mampu mentransmisikan data dengan
kecepatan sampai 1000 Mbps (1Gbps), frekwensi signal yang dapat
dilewatkan sampai 100 MHz.
·
Kabel UTP Category 6
Mampu mentransmisikan data dengan
kecepatan sampai 1000 Mbps (1Gbps), frekwensi signal yang dapat
dilewatkan sampai 200 MHz. Secara fisik terdapat separator yg terbuat dari
plastik yang berfungsi memisahkan keempat pair di dalam kabel tersebut.
·
Kabel UTP Category 7
gigabit Ethernet (1Gbps), frekwensi
signal 400 MHz
Untuk
pemasangan kabel UTP, terdapat dua jenis pemasangan kabel UTP yang umum
digunakan pada jaringan komputer terutama LAN, yaitu Straight Through Cable dan Cross Over Cable
Kabel
Straight
Kabel
straight merupakan kabel yang memiliki cara pemasangan yang sama antara ujung
satu dengan ujung yang lainnya. Kabel straight digunakan untuk menghubungkan
2 device yang berbeda.
Urutan standar kabel straight adalah seperti dibawah ini yaitu
sesuai dengan standar TIA/EIA 368B (yang paling banyak dipakai) atau
kadang-kadang juga dipakai sesuai standar TIA/EIA 368A sebagai
berikut:
Gambar 3.2
kabel straigh
Contoh penggunaan kabel straight adalah sebagai berikut :
1.
Menghubungkan antara computer dengan switch
2.
Menghubungkan computer dengan LAN pada modem cable/DSL
3.
Menghubungkan router dengan LAN pada modem cable/DSL
4.
Menghubungkan switch ke router
5.
Menghubungkan hub ke router
Kabel cross over
Kabel cross over merupakan kabel
yang memiliki susunan berbeda antara ujung satu dengan ujung dua. Kabel cross over
digunakan untuk menghubungkan 2 device yang sama. Gambar dibawah adalah susunan standar kabel cross over.
Gambar 3.3
kabel cross over
Contoh
penggunaan kabel cross over adalah sebagai berikut :
2.
Menghubungkan 2 buah switch
3.
Menghubungkan 2 buah hub
4.
Menghubungkan switch dengan hub
5.
Menghubungkan komputer dengan router
Untuk
membuat sebuah kabel jaringan menggunakan kabel UTP ini terdapat beberapa
peralatan yang perlu kita siapkan, yaitu kabel UTP, Connector RJ-45,
Crimping tools dan RJ-45 LAN tester :
Crimp tool / Crimping tool
Crimp tool / Crimping tool adalah
alat untuk memasang kabel UTP ke konektor RJ-45 / RJ-11 tergantung kebutuhan.
Bentuknya macam-macam ada yang besar dengan fungsi yang banyak, seperti bisa
memotong kabel, mengupas dan lain sebagainya. Ada juga yang hanya diperuntukan
untuk crimp RJ-45 atau RJ-11 saja. Contoh gambarnya seperti ini.
Gambar 3.4 crimping tools
Kabel
Tester
Supaya anda yakin bahwa pemasangan kabel ke konektor sudah ok lebih
baik kalau anda juga memiliki cable tester seperti berikut ini. Perbedaan
diatara dua testerdibawah ini adalah yang satu memakai satu led untuk satu pair
sementara yang satu lagi satu led untuk satu kabel. Untuk pemula lebih mudah
untuk mempergunakan yang type satu led per kabel karena anda tidak akan dibuat
pusing. Kemudian tester yang lebih kecil adalah remote cable tester yang
dipakai apabila kabel yang di test panjang dan kedua ujung nya tidak berdekatan
(misalnya ada diruangan yang berbeda). Cara penggunaannya adalah dengan
memasang ujung kabel yang satu ke TX di cable tester yang besar kemudian set
auto, kemudian di ujung yang lain kita pasang remote cable tester. Setelah itu
anda cukup melihat remote cable tester saja. Apabila menyala berarti kabel
terkoneksi dengan baik sementara apabila mati berarti kabel terputus.
Gambar 3.5 Kabel Tester
Sedikit catatan:
hasil test dengan menggunakan kabel tester tidak berarti menunjukan bahwa kabel
tersebut bisa berfungsi dengan baik. Jarak maksimum 100meter dari kabel cat-5e
kadang apabila di test dengan cable tester akan tetap menghasilkan nilai baik
pada jarak lebih dari 100meter sementara ketika dialiri data koneksi terputus
karena kabel terlalu panjang.
3.2 langkah-langkah membuat
kabel Straight
1.
Kupas bagian ujung kabel UTP, kira-kira 2 cm
2.
Buka pilinan kabel, luruskan dan urutankan kabel sesuai
standar TIA/EIA 368B
3.
Setelah urutannya sesuai standar, potong dan ratakan ujung
kabel,
4.
Masukan kabel yang sudah lurus dan sejajar tersebut ke
dalam konektor RJ-45, dan pastikan semua kabel posisinya sudah benar.
5.
Lakukan crimping menggunakan crimping tools, tekan crimping
tool dan pastikan semua pin (kuningan) pada konektor RJ-45 sudah
“menggigit” tiap-tiap kabel.
6.
Setelah selesai pada ujung yang satu, lakukan lagi pada
ujung yang lain
7.
Langkah terakhir adalah menge-cek kabel yang sudah kita buat
tadi dengan menggunakan LAN tester, caranya masukan masing-masing ujung kabel
(konektor RJ-45) ke masing2 port yang tersedia pada LAN tester, nyalakan dan
pastikan semua lampu LED menyala sesuai dengan urutan kabel yang kita buat.
8.
Dibawah ini adalah contoh ujung kabel UTP yang telah terpasang
konektor RJ-45 dengan benar, selubung kabel (warna biru) ikut masuk kedalam
konektor, urutan kabel dari kiri ke kanan (pada gambar dibawah ini urutan pin
kabel dimulai dari atas ke bawah).
Gambar 3.6 Kabel UTP yang sudah selesai
Demikianlah sekilas penjelasan tentang kabel UTP, category kabel UTP, standar urutan kabel straight dan cross over dan cara membuat kabel jaringan straight menggunakan crimping tools,
Demikianlah sekilas penjelasan tentang kabel UTP, category kabel UTP, standar urutan kabel straight dan cross over dan cara membuat kabel jaringan straight menggunakan crimping tools,
BAB IV
LANGKAH-LANGKAH INSTALASI DEBIAN 5.O5 LENNY
4.1
Langkah-langkah
Instalasi DEBIAN 5.05 Lenny
Berikut ini cara install Debian 5.05 Lenny:
1.
Seperti biasa Boot komputer, laptop atau notebook
(menggunakan device tambahan) dari CD. Tentunya dengan Live DVD Debian
5.05 Lenny didalam CD Room.
2.
Pilih menu install untuk melanjutkan menginstal Debian 5.05
Lenny. Atau menu graphical install untuk mencicipi instalasi Debian 5.05 Lenny
dengan grafik yang berbeda.
Gambar 4.1 mulai penginstalan
3.
Proses pertama adalah memilih bahasa. Pilih bahasa yang
menurut anda mudah untuk melanjutkan instalasi.
Gambar 4.2 Pemilih Bahasa
4.
Setelah selesai memilih bahasa, akan masuk untuk memilih negara, keyboard.
Gambar 4.3 Konfigurasi Keyboard
5. Selanjutnya adalah scanning cd room, memuat komponen
tambahan dan scanning hardware.
6.
Pada proses selanjutnya adalah proses konfigurasi jaringan DHCP. Anda bisa
membatalkan proses ini, dan mengatur konfigurasinya secara manual.
Gambar 4.4 Konfigurasi network manual
7. Pada setting jaringan secara manual isikan Ip
address komputer, Gateway, Nameserver (DNS)
8. Isikan hostname.
9. Isikan Nama Web Lokal.
10.
Selanjutnya, pemilihan waktu, pilih Jakarta.
Gambar 4.5 Pemilihan zona waktu
11.Pada langkah partitioning method Pilih Guided –
Use entire disk.
Gambar 4.6 pembuatan partisi
12.Selanjutnya Pilih nama harddisk untuk di partisi
Gambar 4.7 Pembuatan partisi
13. Pilih All files in one partition.
Gambar 4.8 pembuatan partisi
14.Pilih Finish
Gambar 4.9 pembuatan partisi
15.Pada pilihan write the change to disk Pilih Yes.
Gambar 4.10 Penyelesaian pembuatan partisi
16.Selanjutnya Masukkan root password, Masukkan
lagi root Password.
Gambar 4.11 pembuatan password pada root
17.Langkah
berikutnya Masukkan Full Name User yang anda inginkan.
Gambar 4.12 pembuatan user pada server
18.Masukkan Username.
Gambar 4.13 pembuatan username account
19.
Masukkan Password untuk user, Masukkan lagi Password
untuk user.
Gambar 4.14 password untuk user
20. Selanjutnya muncul pilihan scan another CD or DVD
pilih No.
Gambar 4.15 configure the package manager
21. Pada pilihan use a mirror network PilihNo.
Gambar 4.16 configure the package manager
22. Selanjutnya anda di suruh memilih sistem
yang mau di install, Pilih Standard System saja.
Gambar 4.17 sofware selection
23. Pada pilihan Install the GRUB boot loader to the
master boot record Pilih Yes.
Gambar 4.18 penginstalan GRUB
24. Installation Complate Pilih
Continue.
Gambar 4.19 finish the instalation
25. Login Sebagai Root, dan masukkan
password.
BAB
V
MEMBANGUN
DNS SERVER, MAILSERVER, WEBMAIL SERVER
5.1
Konfigurasi
Ip Address
Semua peralatan yang terhubung ke jaringan
computer, membutuhkan alamat khusus yang disebut Ip Address. Agar semua
peralatan tersebut dapat berhubungan satu sama lain. Oleh sebab itu, Network
Interface Card tidak akan berarti apa-apa, jika Ip Address pada interface
tersebut tidak diset terlebih dahulu.
Memberi Ip Address pada linux debian tidaklah
sulit. Untuk cara cepatnya, gunakan perintah singkat dibawah ini.
debian-server:/home/pudja# ifconfig eth0 192.168.10.1
netmask 255.255.255.0 up
Kelemahan perintah di atas adalah, jika
computer booting ulang, maka konfigurasi Ip Address tersebut akan hilang. Untuk
itu kita harus mengedit file interfaces, agar konfigurasi tersebut tidak
hilang walaupun computer booting ulang. Kita bisa menggunakan aplikasi text
editor vim, vi, nano, gedit¸ ataupun
yang lainya untuk mengedit file tersebut. Saya sarankan, lebih baik Anda
menggunakan editor vim saja.
debian-server:/home/pudja# vim
/etc/network/interfaces
# This file describes the network
interfaces available on your system
# and how to activate them. For more
information, see interfaces(5).
# The loopback network interface
auto lo
iface lo inet loopback
# The local network interface
auto eth0
iface eth0 inet static
address 192.168.10.1
netmask 255.255.255.0
gateway 192.168.10.254
dns-nameservers 119.2.40.21
Tambahkan Ip Address anda seperti script di
atas. Khusus editor vim, kita harus menekan huruf “i” (INSERT)
untuk mengedit. Setelah dirasa konfigurasi sudah benar, tekan tombol “Esc”, lalu
tekan “:” dan tuliskan “wq” (WRITE & QUIT). Jika tidak
ingin menyimpanya, tuliskan “q!” (Only Quit).
Kata auto yang terletak di depan nama
suatu interface, menandakan bahwa interface tersebut akan dinyalakan secara
otomatis pada saat computer booting. Interface lo tidak memiliki konfigurasi
Ip Address, karena lo digunakan sebagai loopback sehingga memiliki Ip
Address yang pasti yakni 127.0.0.1. Alamat IP ini digunakan oleh
komputer untuk berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Konfigurasi Ip Address untuk
ethO harus diberikan secara manual, karena interface tersebut menggunakan IP
statis.
Agar konfigurasi tersebut dapat langsung
dijalankan, kita harus merestart terlebih dahulu service networking.
debian-server:/home/pudja# /etc/init.d/networking restart
Jika ingin menambahkan interface lagi,
tinggal tambahkan script seperti diatas,
pada baris paling bawah. Dan ganti etho, menjadi eth1, eth2, eth3, dan
seterusnya.
5.2 DNS Server
Domain Name System adalah suatu metode untuk
meng-konversikan Ip Address (numerik) suatu komputer ke dalamsuatu nama domain
(alphabetic), ataupun sebaliknya. Yang
memudahkan kita dalam mengingat computer tersebut.
Misalnya, server Debian memiliki
alamat Ip Address sekian, namun pada umumnya, orang tidak akan mudah mengingat
alamat Ip dalam bentuk numerik tersebut. Dengan adanya DNS Server, kita bisa
mengakses halaman situs dari server Debian tersebut hanya dengan mengakses nama
Domain-nya (www.debian.edu), tanpa mengingat Ip Address dari computer
tersebut.
Installasi
Bind9 (Berkeley Internet Name Domain versi 9)
adalah salah satu aplikasi linux yang sangat populer sebagai DNS Server, dan
hampir semua distro linux menggunakanya. Selain itu, dalam konfigurasinya pun
cukup mudah dimengerti, khususnya bagi pemula awal.
debian-server:/home/pudja# apt-get install bind9
Konfigurasi
Berikut file-file penting yang akan kita
konfigurasi dalam DNS Server;
a. /etc/bind/named.conf
b. file forward
c. file reverse
d. /etc/resolv.conf
a. Membuat Zone Domain
Bagian ini adalah yang terpenting, dimana
kita akan menentukan nama untuk Domain dari server Debian kita nantinya. Kita boleh membuat Zone Domain menggunakan
Tld (Top Level Domain) hanya pada jaringan local (There’s no Internet
Connection). Karena sudah ada organisasi yang khusus mengatur domain Tld
tersebut, contohnya di Indonesia adalah Pandi.
Edit dan tambahkan konfigurasi untuk forward
dan reverse, pada file named.conf atau bisa juga pada file named.conf.local.
Kemudian tambahkan script di bawah ini.
debian-server:/home/pudja# vim /etc/bind/named.conf
#. . .
zone "debian.edu" { //Zone Domain anda
type master;
file
"db.debian"; //lokasi file
FORWARD, default di /var/cache/bind/
};
zone "192.in-addr.arpa" { //1 blok ip paling depan
type master;
file
"db.192"; //lokasi file
REVERSE, default di /var/cache/bind/
};
include "/etc/bind/named.conf.local"; //membuat file named.conf.local di process
b. File Forward
Forward berfungsi untuk konversi dari DNS ke Ip Address. Misalnya ketika kita ketik www.debian.edu melalui Web Browser, maka akan
muncul website dari server Debian.
Buat file konfigurasi untuk file forward dari
DNS tersebut. Karna konfigurasinya cukup banyak, kita tinggal copykan saja file
default yang sudah ada.
debian-server:/home/pudja# cd /etc/bind/
debian-server:/etc/bind# cp db.local
/var/cache/bind/db.debian
debian-server:/etc/bind# vim /var/cache/bind/db.debian
$TTL 604800
@ IN SOA debian.edu. root.debian.edu. (
2 ; Serial
604800 ; Refresh
86400 ; Retry
2419200 ; Expire
604800 ) ;
Negative Cache TTL
;
@ IN NS
debian.edu. ;tambahkan “titik” di akhir
domain
@ IN A
192.168.10.1
www IN A
192.168.10.1
ftp IN A
192.168.10.1
sub-domain IN A 192.168.10.1 ;jika ingin membuat sub-domain
mail IN A
192.168.10.1
streaming IN A 192.168.10.1 ;alamat untuk streaming server
c. File Reverse
Reverse berfungsi untuk konversi Ip Address ke DNS. Misalnya
jika kita mengetikan Ip Address http://192.168.10.1 pada Web Browser, secara otomatis akan redirect ke alamat www.debian.edu. Bagian ini adalah opsional, jika kita tidak
ingin mengkonfigurasi file reverse pun, juga boleh (^_^). Take it easy,
okey.
debian-server:/etc/bind# cp db.127 /var/cache/bind/db.192
debian-server:/etc/bind# vim /var/cache/bind/db.192
$TTL 604800
@ IN SOA debian.edu. root.debian.edu. (
1 ; Serial
604800 ; Refresh
86400 ; Retry
2419200 ; Expire
604800 ) ;
Negative Cache TTL
;
@ IN NS debian.edu. ;ingat “titik”
1.10.168 IN PTR
debian.edu. ;3 blok ip terakhir, dan
dibalik
d. Menambah dns-name-server
Tambahkan dns dan nameserver dari
server Debian tersebut pada file resolv.conf. Agar dapat diakses melalui
computer localhost.
debian-server:/etc/bind# vim /etc/resolv.conf
search debian.edu
nameserver 192.168.10.1
Terakhir, restart daemon dari bind9.
debian-server:/etc/bind# /etc/init.d/bind9 restart
Bagi pemula awal, pada bagian ini sering
sekali terjadi failed. Hal ini terjadi, karena Anda melakukan kesalahan
pada satu file, yaitu file named.conf. Periksa kembali script yang anda
buat, dan sesuaikan seperti konfigurasi diatas.
Pengujian
Test apakah DNS Server tersebut berhasil atau
tidak, dengan perintah nslookup dari computer Localhost ataupun dari
computer client.
debian-server:/etc/bind# nslookup 192.168.10.1
Server : 192.168.10.1
Address : 192.168.10.1#53
1.10.168.192.in-addr.arpa name = debian.edu.
debian-server:/etc/bind# nslookup debian.edu
Server : 192.168.10.1
Address : 192.168.10.1#53
Name : debian.edu
Jika muncul pesan seperti ini,
Server : 192.168.10.1
Address : 192.168.10.1#53
** server can't find debian.edu.debian.edu: SERVFAIL
Berarti masih terdapat script yang salah,
periksa dimana file yang salah tersebut. Jika pesan error itu muncul ketika nslookup
DNS, berarti kesalahan terletak antara file db.debian atau named.conf.
Namun jika muncul ketika di nslookup IP, berarti kesalahan di file db.192
atau named.conf.
Atau anda bisa menggunakan perintah dig untuk pengujian dari server localhost.
debian-server:/etc/bind# dig debian.edu
5.3
MAIL Server
Mail Server atau yang sering disebut juga
E-Mail server, digunakan untuk mengirim surat melalui Internet. Dengan begitu,
dapat mempermudah dalam penggunanya, karena lebih cepat dan efisien. Untuk
membuat Mail Server, harus terdapat SMTP dan POP3 server, yang digunakan untuk
mengirim dan menerima E-Mail.
Proses pengiriman eMail bisa terjadi karena
adanya SMTP Server (Simple Mail Transfer Protocol). Setelah dikirim, eMail
tersebut akan ditampung sementara di POP3 Server (Post Office Protocol ver. 3).
Dan ketika user yang mempunyai eMail account tersebut online, mail client akan
secara otomatis melakukan sinkronisasi dari POP3 Server.
Installasi
Aplikasi yang paling sering digunakan untuk
eMail server pada linux adalah postfix. Selain mudah dalam konfigurasinya,
postfix pun juga bisa dikombinasikan dengan aplikasi mail yang lain, seperti dovecot,
dan courier.
Terlebih dahulu install aplikasi postfix
(mail server), courier-imap (smtp ), dan courier-pop (pop3).
debian-server:~# apt-get install postfix courier-imap
courier-pop
Kemudian akan muncul menu PopUp, dan sesuaikan dengan konfigurasi di bawah ini;
a. General Type of Mail Configuration : Internet Site
b. System Mail Name : debian.edu
Konfigurasi
Mail Direktori
Mail direktori ini berfungsi untuk direktori
INBOX, pada setiap user yang terdaftar. Pesan yang masuk nantinya akan disimpan
sementara dalam direktori tersebut. Agar direktori ini otomatis dibuat pada
direktori home setiap user, maka kita harus membuatnya pada direktori /etc/skel/
berikut.
debian-server:~# maildirmake /etc/skel/Maildir
Mail Account
Tambahkan dua user eMail, untuk pengujian
pada Mail Server nantinya. Pada bagian ini, kita harus terlebih dulu membuat
direktori Maildir seperti diatas. Agar setiap user mendapat Maildir
secara otomatis.
debian-server:~# adduser manshurin
Adding user `manshurin' ...
Adding new group `manshurin' (1007) ...
Adding new user `manshurin' (1007) with group `manshurin'
...
Creating home directory `/home/manshurin' ...
Copying files from `/etc/skel' ...
Enter new UNIX password: ****
Changing the user information for manshurin
Enter the new value, or press ENTER for the default
Full Name
[]: Pudja Mansyurin
Room Number
[]: 354
Work Phone
[]:
Home Phone
[]: 081330487983
Other []:
Owner of www.MansyurinIT.co.cc
Is the information correct? [Y/n]
Tambahkan satu user lagi, agar proses berkirim eMail bisa dilaksanakan.
debian-server:~# adduser galipat
Adding user `galipat' ...
Adding new group `galipat' (1008) ...
Adding new user `galipat' (1008) with group `galipat' ...
Creating home directory `/home/galipat' ...
Copying files from `/etc/skel' ...
Enter new UNIX password:
Enter the new value, or press ENTER for the default
Full Name
[]:
Room Number
[]:
Home Phone
[]:
Other []:
Is the information correct? [Y/n]
Konfigurasi Postfix
Konfigurasi utama aplikasi Postfix terletak
pada file main.cf. Tidak semua baris script yang ada di dalamnya akan
kita konfigurasi. Hanya tambahkan satu baris script berikut pada file tersebut,
agar direktori mailbox dikenali.
debian-server:~# vim /etc/postfix/main.cf
home_mailbox = Maildir/
#tambahkan di baris paling bawah
Atau untuk cara cepatnya, anda bisa menggunakan perintah echo seperti
berikut.
debian-server:~# echo “home_mailbox = Maildir/” >>
/etc/postfix/main.cf
Selanjutnya, tinggal tambahkan sedikit konfigurasi pada postfix melalui dpkg.
Ikuti langkahnya seperti dibawah ini.
debian-server:~# dpkg-reconfigure postfix
General Type of Mail Configuration : Internet Site
System Mail Name : debian.edu
Root and postmaster mail recipient : (leave it blank,
bro)
Other destination to accept... : (leave it as it was, just OK)
Force synchronous updates... : No
Local Networks : 0.0.0.0/0 (add this at
the end)
Use Procmail for local delivery : No
Mailbox size limit (bytes) : 0
Local address extension character : +
Internet protocols to use : ipv4
debian-server:~# /etc/init.d/postfix restart
debian-server:~# /etc/init.d/courier-imap restart
Kalau perlu, tambahkan sub-domain untuk Mail Server pada bind9. Agar nanti
menjadi mail.debian.edu.
debian-server:~# echo “mail IN A 192.168.10.1” >>
/var/cache/bind/db.debian
debian-server:~# /etc/init.d/bind9 restart
Pengujian
Kali ini, kita akan melakukan pengujian SMTP
dan POP3 server menggunakan mode text. Dengan bantuan telnet, yang kita arahkan
pada port SMTP ataupun POP3, kita dapat menjalankan perintah mail server
melalui terminal langsung, tanpa menggunakan mail client ataupun semacamnya. Cara
ini bisa kita gunakan, baik dari sisi server localhost, atapun dari sisi
client. Asalkan sudah terinstall aplikasi telnet client.
SMTP port 25
Pada protocol SMTP ini, kita akan melakukan
pengiriman eMail ke user galipat. Gunakan syntax dibawah ini untuk mengirim
eMail.
debian-server:~# telnet mail.debian.edu 25
Trying 192.168.10.1...
Connected to mail.debian.edu.
Escape character is '^]'.
220 debian5 ESMTP Postfix (Debian/GNU)
mail from: manshurin
250 2.1.0 Ok
rcpt to: galipat
250 2.1.5 Ok
data
354 End data with
<CR><LF>.<CR><LF>
I JUST SEND YOU A TESTING MESSAGE...
.
250 2.0.0 Ok: queued as 10FA74CEF
quit
221 2.0.0 Bye
Connection closed by foreign host.
Tambahan, untuk keluar dari perintah data
yang muncul “End data with <CR><LF>.<CR><LF>” itu
maksudnya adalah tanda titik.
POP3 port 110
User galipat akan memeriksa pada POP3 Server,
apakah ada pesan yang masuk ke INBOX miliknya.
debian5:~# telnet mail.debian.edu 110
Trying 192.168.10.1...
Connected to mail.debian.edu.
Escape character is '^]'.
+OK Hello there.
user galipat
+OK Password required.
pass 1
+OK logged in.
stat
+OK 1 436
retr 1
+OK 436 octets follow.
Return-Path: <manshurin@debian.edu>
X-Original-To: galipat
Delivered-To: galipat@debian.edu
Received: from debian5 (debian5 [192.168.10.1])
by debian5
(Postfix) with SMTP id 2FAA74A19
for
<galipat>; Tue, 15 Mar 2011 21:19:56 -0400 (EDT)
Message-Id: <20110316012007.2FAA74A19@debian5>
Date: Tue, 15 Mar 2011 21:19:56 -0400 (EDT)
From: manshurin@debian.edu
To: undisclosed-recipients:;
I JUST SEND YOU A TESTING MESSAGE...
.
quit
+OK Bye-bye.
Pengujian via Microsoft Outlook
Microsoft Outlook adalah aplikasi bawaan
windows, yang berfungsi sebagai eMail client. Dengan aplikasi ini, kita dapat
membawa INBOX kita kemana saja. Asalkan bisa tersinkronisasi dengan eMail
server.
Berikut cara konfigurasi Outlook di windows.
a. Tools > Accounts > Mail > Add > Mail
Display Name : Pudja Mansyurin
E-mail Address : manshurin@debian.edu
E-mail Server Names
Incoming Mail Server : POP3
Incoming Mail (POP3) :
mail.debian.edu
Outgoing Mail (SMTP) :
mail.debian.edu
b. Tools > Syncrhonize all
Untuk tambahan, anda juga bisa menambahkan sub domain POP dan SMTP pada
file bind9.
5.4
WebMail
WebMail (Web Based Mail), adalah aplikasi
eMail client yang berbasis web. Jika anda pernah melihat layanan eMail Yahoo,
Gmail, ataupun Hotmail. Mereka menggunakan webmail sebagai eMail client untuk
setiap penggunanya.
Kelebihan dari Webmail ini sendiri adalah
bisa kita gunakan dimana saja, kapan saja, dan bagaimana saja keadaanya, asalkan
kita tetap terkoneksi ke Internet.
Untuk membuat mail client yang berbasis web,
tentunya kita membutuhkan CMS (Content Management System) yang dikhususkan
untuk webmail. Diantaranya yang terkenal adalah squirrelmail dan roundcubemail.
Squirrelmail
Squirrelmail adalah paket webmail yang sudah
tersedia dalam distro Debian Lenny. Oleh karena itu banyak administrator
jaringan yang menggunakanya, karena kemudahanya dalam konfigurasi. I think
it just Plug and Play.
Installasi
Karena squirremail ini sudah ada pada DVD-1,
maka kita tidak perlu repot-repot mendownloadnya dari Internet.
debian-server:~# apt-get install squirrelmail
Konfigurasi
Secara default, paket squirrelmail ini akan
diletakan pada direktori /usr/share/squirrelmail/. Agar squirrelmail tersebut
dapat kita akses melalui web browser, maka kita harus membuat virtual host
untuk squirrelmail terlebih dahulu. Kita tidak perlu repot-repot membuat
virtual host baru, karena squirrelmail sudah membuatnya.
Tambahkan script Include pada file apache2.conf,
agar virtual host pada direktori squirrelmail ikut di proses.
debian-server:~# vim /etc/apache2/apache2.conf
Include “/etc/squirrelmail/apache.conf” #tambahkan di baris paling bawah
Jika ingin melakukan sedikit konfigurasi pada virtual host, ikuti langkah
di bawah ini.
debian-server:~# vim /etc/squirrelmail/apache.conf
Alias /squirrelmail /usr/share/squirrelmail #silahkan jika mau diganti
<Directory /usr/share/squirrelmail>
Options Indexes
FollowSymLinks
<IfModule
mod_php4.c>
php_flag
register_globals off
</IfModule>
<IfModule
mod_php5.c>
php_flag
register_globals off
</IfModule>
<IfModule
mod_dir.c>
DirectoryIndex
index.php
</IfModule>
<Files
configtest.php>
order
deny,allow
deny from all
allow from
127.0.0.1
</Files>
</Directory>
# users will prefer a simple URL like
http://webmail.example.com
<VirtualHost *:80> #ganti menjadi port 80
DocumentRoot /usr/share/squirrelmail #lokasi default web squirrelmail
ServerName
mail.debian.edu #domain untuk E-Mail
</VirtualHost>
#. . .
Setelah selesai mengkonfigurasi virtual host tersebut, pastikan anda
merestart service apache2, agar virtual host tersebut bisa langsung diakses.
debian-server:~# /etc/init.d/apache2 restart
Pengujian Squirrelmail
Pengjian squirrelmail ini kita lakukan
melalui web browser. Baik dari server localhost, atapun dari sisi client. Pada web
browser, arahkan URL ke http://www.debian.edu/squirrelmail (Direktori Alias).
Gambar 19. Squirrel Mail
nice post...
BalasHapus